askep BBLR (berat bayi lahir rendah)



BAB I
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Istilah prematuritas telah diganti dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) oleh WHO pada tahun 1961.Di dalam buku pusdiknakes depkes yang berjudul asuhan kesehatan anak dalam konteks keluarga BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) (Sarwono, Prawironardjo, 2006).

Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir bayi premature (Mochtar, Rustam, 1998).
Menurut kongres European perinatal medicine Ke ll di London 1970, telah disusun definisi sebagai berikut :
1. Bayi kurang bulan (prematur) : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 mingu (259 hari).
2. Bayi cukup bulan (aterm) : bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu sampai 42 minggu (250-293 hari).
3. Bayi lebih bulan (post date) : bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih).
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam :
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1.500-2.500 gram.
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir <>
3. Bayi lahir ekstrem rendah (BBLER) berat lahir <>

B. KLASIFIKASI
Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
J Prematuritas murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai berat badan untuk usia kehamilan (NBK-KMK).
J Dismaturitas, yaitu bayi dengan berat badan kurang, dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilan, ini menunjukkan bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine (NKB-SMK).
C. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor, diantaranya :
* Faktor Ibu
a. Toksemia gravidarum (pre-eklampsia dan eklampsia)
b. Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan antepartum dan malnutrisi, anemia sel sabit.
c. Kelainan bentuk uterus (misal : uterus bikurnis, inkompeten serviks).
d. Tumor (misal : mioma uteri, eistoma).
e. Ibu yang menderita penyakit antara lain :
- Akut dengan gejala panas tinggi (misal : tifus abdominalis dan malaria).
- Kronis (misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal (glomerulonefritis akut).
f. Trauma pada masa kehamilan antara lain jatuh.
g. Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok dan alkohol)
h. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
* Faktor Janin
a. Kehamilan ganda.
b. Hidramnion.
c. Ketuban pecah dini.
d. Cacat bawaan, kelainan kromosom.
e. Infeksi (misal : rubella, sifilis, toksoplasmosis).
f. Insufensi plasenta.
g. Inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A, B, dan O)
* Faktor Plasenta
a. Plasenta privea.
b. Solusi plasenta.
* Faktor lingkungan Radiasi atau zat-zat beracun.
* Keadaan sosial ekonomi yang rendah
* Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan dan merokok

D. MANIFESTASI KLINIS
Beberapa tanda dan gejalanya, yaitu :
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
4. Rambut lunugo masih banyak.
5. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
6. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya.
7. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
8. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam skrutom, pigmentasi dan rugue pada skorutom kurang (pada bayi laki-laki).
9. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
10. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
11. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang.
12. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.
Bayi dengan tanda “wasting” dapat dibagi menurut berat ringannya :
1. Stadium 1
Bayi kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering dan belum terdapat mekonium
2. Stadium II
Tanda stadium I ditambah warna kehijauan pada kulit dan plasenta, umbilicus, hal ini disebabkan mekonium yang tercampur dengan amnion yang mengendap pada kulit dan plasenta.
3. Stadium III
Ditemukan stadium II ditambah kulit yang berwarna kuning, kuku dan tali pusatnya.
E. DIAGNOSIS
(Menurut buku synopsis obstetri,Rustam Mochtar.1998) Diagnosis dan gejala klinik:
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnesa sering ditemui adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati.
b. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya.
c. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
d. Pergerakan janin yang pertama (Quickening) terjadi lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
Secara klasik seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit kering, tipis, berlipat-lipat.
b. Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
Verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak dan mudah bergerak, abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, kulit tipis, merah dan transparan
c. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya. Pada bayi kecil untuk masa kehamilan alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur berat badan sama, karena hal itu akan mudah hidup diluar rahim, namun tetap lebih peka terhadap infeksi dan hipotermi dibandingkan matur dengan berat badan normal.
F. PENATALAKSANAAN
Perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) :
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi/ASI. Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih, pertahankan suhu tetap hangat.
6. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu.
7. Tali pusat dalam keadaan bersih.
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI.
9. Bila tidak mungkin infuse dekstrose 10% + bicabornas natricus 1,5% = 4 : 1, hari 1 = 60 cc/kg/hari (kolaborasi dengan dokter) dan berikan antibiotik.
Air susu yang paling baik adalah ASI. Bila bayi belum dapat menyusui, ASI dapat dipompa dan dimasukkan dalam botol steril. Bila ASI tidak ada, ganti susu dengan susu buatan yang mengandung lemak yang mudah dicerna oleh bayi (lemaknya dari middle chain trigly ceride) dan mengandung 20 kalori/30 ml air atau sekurang-kurangnya bayi dapat 110 kal/kg BB/hari.
G. PROGNOSIS
(Menurut buku synopsis obstetri , Rustam Mochtar. 1998) kematian perinatal pada bayi berat lahir rendah (BBLR ) 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian bayi yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainnya.
Prognosis ini juga tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masalah gestasi asfiksia, sindrom gangguan pernafasan, perdarahan, intraventrikuler displasia bronkopulmuna retrorental cibroplasia, infeksi, gangguan metabolik.
Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan, post natal. Bila bayi berat lahir rendah ini dapat mengatasi problematik yang dideritanya maka perlu diamati selanjutynya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan pendengaran, penglihatan kognitif motor susunan saraf pusat dan penyakit seperti hidrochepalus cerebral palsy dan sebagainya.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Analisa gas darah ( PH kurang dari 7,20 ).
2. Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas, tonus otot dan reflek).
3. Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah timbul komplikasi.
4. Pengkajian spesifik.
5. Pemeriksaan fungsi paru.
6. Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
BAYI BARU LAHIR RENDAH
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Bayi dan Penanggung Jawab
B. Riwayat Kesehatan : Riwayat Kesehatan Dahulu, Sekarang, Keluarga, Psikologis, Sosial ekonomi.
C. Pemeriksaan Fisik
* Keadaan Umum
* Tanda-tanda Vital
* Kulit : Warna kulit dan bibir.
* Postur dan gerak : kejang, tremor, episotonus
* Kesadaran/ aktivitas
* Verniks caseosa
* Birth Mark.
* Head to Toe.
* Refleks.
* Eliminasi.
D. Pemeriksaan Diagnostik
* Data Laboratorium
* APGAR Score
* Analisa gas darah

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler.
2. Ketidakefektifan termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan berkurangnya lemak sub cutan didalam tubuh.
3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi).
4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna).
5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.
6. Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
1.
Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler.
Pola nafas efektif .
Kriteria Hasil :
* RR 30-60 x/mnt
* Sianosis (-)
* Sesak (-)
* Ronchi (-)
* Whezing (-)
* Observasi pola Nafas.
* Observasi frekuensi dan bunyi nafas.
* Observasi adanya sianosis.
* Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi O2.
* Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah.
* Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi.
* Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien.
* Beri O2 sesuai program dokter
* Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.
2.
Ketidakefektifan termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan berkurangnya lemak sub cutan didalam tubuh.
Suhu tubuh kembali normal.
Kriteria Hasil :
* Suhu 36-37 C.
* Kulit hangat.
* Sianosis (-)
* Ekstremitas hangat.
* Observasi tanda-tanda vital.
* Tempatkan bayi pada incubator.
* Awasi dan atur control temperature dalam incubator sesuai kebutuhan.
* Mnitor tanda-tanda Hipertermi.
* Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.
* Ganti pakaian setiap basah.
* Observasi adanya sianosis.
3.
Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi).
Infeksi tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
* Suhu 36-37 C
* Tidak ada tanda-tanda infeksi.
* Leukosit 5.000 – 10.000
* Kaji tanda-tanda infeksi.
* Isolasi bayi dengan bayi lain
* Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
* Gunakan masker setiap kontak dengan bayi.
* Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi.
* Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih/steril.
* Kolaborasi dengan dokter. Berikan antibiotic sesuai program.
4.
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna).
Nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
* Reflek hisap dan menelan baik
* Muntah (-)
* Kembung (-)
* BAB lancar
* Berat badan meningkat 15 gr/hr
* Turgor elastis.
* Observasi intake dan output.
* Observasi reflek hisap dan menelan.
* Beri minum sesuai program
* Pasang NGT bila reflek menghisap dan menelan tidak ada.
* Monitor tanda-tanda intoleransi terhadap nutrisi parenteral.
* Kaji kesiapan untuk pemberian nutrisi enteral
* Kaji kesiapan ibu untuk menyusu.
* Timbang BB setiap hari.
5.
Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.
Gangguan integritas kulit tidak terjadi.
Kriteria hasil :
* Suhu 36,5-37 C
* Tidak ada lecet atau kemerahan pada kulit.
* Tanda-tanda infeksi (-)
* Observasi vital sign.
* Observasi tekstur dan warna kulit.
* Lakukan tindakan secara aseptic dan antiseptic.
* Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
* Jaga kebersihan kulit bayi.
* Ganti pakaian setiap basah.
* Jaga kebersihan tempat tidur.
* Lakukan mobilisasi tiap 2 jam.
* Monitor suhu dalam incubator.
6.
Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan.
Cemas berkurang.
Kriteria hasil :
* Orang tua tampak tenang
* Orang tua tidak bertanya-tanya lagi.
* Orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan.
* Kaji tingkat pengetahuan orang tua
* Beri penjelasan tentang keadaan bayinya.
* Libatkan keluarga dalam perawatan bayinya.
* Berikan support dan reinforcement atas apa yang dapat dicapai oleh orang tua.
* Latih orang tua tentang cara-cara perawatan bayi dirumah sebelum bayi pulang.

DAFTAR PUSTAKA
Laksman, Hendra, T. Dr. 2003. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambaran.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1. Jakarta : EGC.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsi Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.
Pusdiknakes, Dep.Kes., RI, 1992, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Jakarta.
Sarwono, Prawironardjo. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP.
Staf Pengajar IKA FKUI, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3, Jakarta.
http://askep.blogspot.com. Asuhan Keperawatan BBLR. Diakses tanggal 12 Desember 2009.
http://askep.blogspot.com. Asuhan Keperawatan. Diakses tanggal 12 Desember 2009.
http://icoel.wordpress.com. Asuhan Keperawatan BBLR. Diakses tanggal 12 Desember 2009.
http://lensakomunika.blogspot.com. Askep BBLR. Diakses tanggal 12 Desember 2009.
http://smartnet-q.blogspot.com. Asuhan keperawatan pada bayi dengan Lahir Rendah. Diakses tanggal 12 Desember 2009.

0 komentar:

By :
Free Blog Templates