Askep Stenosis Mitral

KONSEP DASAR

1.   DEFINISI
Katup merupakan pintu yang mengalirkan darah di dalam jantung antara atrium dan ventrikrl serta antara ventrikel dan aorta/arteri pulmonalis. Pergerakan membuka dan menutupnya pasif tergantung pada tekanan dari atrium dan ventrikel jantung.
Stenosis mitral dapat dibagi atas reumatik (lebih dari 90%) dan non reumatik. Stenosis mitral reumatik berawal dari demam reumatik, suatu peradangan non supuratif pada berbagai jaringan tubuh dengan berbagai manifestasinya.Di negara yang sedang berkembang (termasuk Indonesia) manifestasi stenosis mitral sebagian terjadi pada usia di bawah 20 tahun yang disebut sebagai juvenile mitral stenosis yang jarang ditemukan pada negara-negara maju.
Mitral stenosis adalah suatu penyempitan jalan aliran darah ke ventrikel. Pasien dengan mitral stenosis secara khas memiliki daun katup mitral yang menebal, kommisura yang menyatu, dan korda tendineae yang menebal dan memendek. (7) Diameter transversal jantung biasanya dalam batas normal, tetapi kalsifikasi dari katup mitral dan pembesaran sedang dari atrium kiri dapat terlihat.
Meningkatnya tekanan vena pulmonalis menyebabkan diversi darah yang nampak dengan radiografi berupa pelebaran relatif pembuluh darah untuk bagian atas paru dibandingkan dengan pembuluh darah untuk bagian bawah paru.
 Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak terbuka dengan tepat dan menghambat aliran darah antara ruang-ruang jantung kiri. Ketika katup mitral menyempit (stenosis), darah tidak dapat dengan efisien melewati jantung. Kondisi ini menyebabkan seseorang menjadi lemah dan nafas menjadi pendek serta gejala lainnya.

1.   Anatomi dan Fisiologi


Katup jantung 







Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot jantung, bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang tetapi cara kerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kesadaran.
1.   Bentuk
Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis cordis.  Disebelah bawah agak runang disebut apex cordis.
2.   Letak
Di dalam rongga dada sebelah depan (cavum mediastinum arteriol), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya dibelakang kiri ICS 5 dan ICS 6 dua jari dibawah papilla mammae.  Pada tempat itu teraba adanya pukulan jantung yang disebut Ictus Cordis.
3.   Ukuran
Kurang lebih sebesar kepalan tangan dengan berat kira-kira 250-300 gram.
4.   Lapisan
1. Endokardium         :Lapisan jantung sebelah dalam, yang menutupi katup jantung.
2.Miokardium           :Lapisan inti dari jantung yang berisi otot untuk berkontraksi.
3.   Perikardium           :Lapisan bagian luar yang berdekatan dengan pericardium viseralis.
Jantung sebagai pompa karena fungsi jantung adalah untuk memompa darah sehingga dibagi jadi dua bagian besar, yaitu pompa kiri dan pompa kanan.
Pompa jantung kiri: peredaran darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh dimulai dari ventrikel kiri-aorta-arteri-arteriola-kapiler-venula-vena cava superior dan inferior-atrium kanan.
Pompa jantung kanan: peredaran darah kecil yang mengalirkan darah ke pulmonal, dimulai dari ventrikel kanan-arteri pulmonalis-4 vena pulmonalis-atrium kiri.
Gerakan jantung terhadap dua jenis, yaitu konstriksi (sistol) dan relaksasi (diastole) dari kedua atrium, terjadi serentak yang disebut sistol atrial dan diastole atrial.  Konstriksi ventrikel kira-kira 0,3 detik dan tahap dilatasi selama 0,5 detik.  Konstriksi kedua atrium pendek, sedang konstriksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat.  Daya dorong dari vantrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah sistemik.
Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah yang sama, tapi tugasny hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru dimana tekanannya lebih rendah.
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan aliran jantung normal.  Konsep curah jantung paling baik dijelaskan dengan persamaan CO=HR X SV dimana curah jantung (CO/Cardiac Output) adalah fungsi frekuansi jantung (HR) dan volume sekuncup (SV/Stroke Volume)
Frekuensi janTung adalah fungsi system saraf otonom.  Bila curah jantung berkurang, system saraf akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan.  Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai maka volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Volume sekuncup, jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi jantung tergantung pada 3 faktor yaitu:
1.   Preload adalah sinonim dengan hokum starling pada jantung yang menyatakan jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh regangan otot jantung.
2.   Kontraktilitas : mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium.
3.   Afterload : mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompakan darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol.

SIRKULASI JANTUNG
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung
a. Sirkulasi Sistemik
1. Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4. Banyak mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatik panjang.

b. Sirkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru
2. Hanya berfungsi untuk paru-paru.
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4. Hanya sedikit mengalami tahanan
5. Kolom hidrostatiknya pendek.
Jantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2 ruangan besar di bawah (ventrikel).
Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk searah dan satu katup keluar searah.
Katup
trikuspidalis membuka dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan, dan katup pulmonalis membuka dari ventrikel kanan ke dalam arteri pulmonalis. Katup mitral membuka dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri, dan katup aorta membuka dari ventrikel kiri ke dalam aorta.

2.  AGEN PENYEBAB
a.   Penyebab dari stenosis mitral adalah
·        Organik : Demam rematik, kongenital
·        Relatif : Trombus
Celah atrioventrikuler menjadi sempit lebih kecil dari 1 cm2 (normal 4-6 cm2). Akibat nya dari atrium kiri sulit dipompa ke ventikel sehingga terjadi dilatasi dan hipertrofi atrium kiri, diikuti peninggian tekanan dalam sirkulasi kecil, terjadi hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan. Akhirnya timbul gagal jantung kanan. Ventrikel kiri tidak mengalami hipertrofi dan dilatasi.

b.   Penyebab dari insufisiensi mitral adalah :
Sembilan puluh sembilan persen demam rematik. Juga dapat disebabkan oleh : Endokarditis subakut bakterial, trauma, infark miokardium, kongenital.
Yang bersifat fungsional karena : Hipertensi, eterosklerosis, kardiomiopati idipatik,anemi.

3.  MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinik pada stenosis mitralis adalah :
·        Dyspnoe
·        Sianosis, orthopnoe
·        Hemoptisis, karena peninggian tekanan kapiler paru
·        Berdebar-debar
·        Angina pectoris
·        Suara parau disebabkan oleh terjepitnya N . recurrens sinistra, di antara a. Pulmonalis dengan aorta
·        Disfagi oleh karena hipertrofi atrium kiri sehingga menekan esofagus

 4.  PATOFISIOLOGIS


1.   KOMPLIKASI
·        Aritmia (fibrilasi atrium, takikardi supraventrikular paroksismal, ekstrasistol ventikular).
·        Trombus di atrium
·        Emboli serebri
·        Emboli perifer
·        Ball valve thrombus (trombus pada celah katup mitral) menyebabkan sesak, sianosis, konvulsi
·        Bronkopneumonia
·        Payah jantung

2.  PEMERIKSAAN PENUNJANG
Inspeksi :
·        Toraks asimetris (cardiac bulging = voussure cardiaque)
·        Nampak pulsasi-pulsasi di epigastrium karena hipertrofi ventrikel kanan.
Palpasi :
·        Fremissement presistol
Perkusi :
·        Batas jantung kanan besar
Auskultasi :
·        Nada M1 dan M2 keras
·        Adanya opening snap. Desah diastol terkuat pada apeks dan menjalar ke pinggir kiri sternum. P2 mengeras karena hipertensi pulmonal.
Fonokardiografi :
·        Adanya hipertensi pulmonal menyebabkan desah diastol di ruang SI2 kiri (desah graham steel) karena insufisiensi pulmonal relatif.

3.  PENATALAKSANAAN
Prinsip dasar pengelolaan dari stenosis mitral ini adalah melebarkan lubang katup mitral yang menyempit. Intervensi dapat bersifat bedah (valvulotomi, rekonstruksi aparat subvalvuler, komisurotomi atau penggantian katup) dan non bedah (valvulotomi dengan dilatasi balon). Pengobatan farmakologis hanya diberikan apabila ada tanda-tanda gagal jantung, aritmia atupun reaktivasi rheuma. Obat-obatan tersebut dapat beruba obat vasodilator, diuresis dan anti aritmia.
Profilaksis rheuma pada stenosis mitral harus diberikan sampai umur 25 tahun, walaupun sudah dilakukan intervensi. Bila sesudah umur 25 tahun masih terdapat tanda-tanda reaktivasi, maka profilaksis diteruskan lagi selama 5 tahun.
Pencegahan terhadap endokarditis infektif diberikan pada setiap tindakan operatif. Misalnya: Pencabutan gigi, luka dan sebagainya. Jantung adalah sebuah pompa muskuler yang memiliki empat katup, yang terbuka dan tertutup untuk menjaga agar darah mengalir pada arah yang tepat. Katup mitral menghubungkan atrium kiri dengan ventrikel kiri.
Penyakit katup jantung menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran darah yang melintasi katup-katup tersebut. Katup normal memiliki dua ciri aliran yang kritis : aliran searah dan aliran yang tidak dihalangi. Katup akan terbuka jika tekanan dalam ruang jantung di proksimal katup lebih besar dari tekanan dalam ruang atau pembuluh di sebelah distal katup. Daun katup sedemikian responsifnya sehingga perbedaan tekanan yang kecil (kurang dari 1 mmHg) antara dua ruang jantung sudah mampu membuka dan menutup daun katup tersebut.
Katup yang terserang penyakit dapat menimbulkan dua jenis gangguan fungsional: (1) insufisiensi katup-daun katup tidak dapat menutup dengan rapat sehingga darah dapat mengalir balik (sinonimnya adalah regurgitasi katup dan inkompetensi katup); dan (2) stenosis katup-lubang katup mengalami penyempitan sehingga aliran darah mengalami hambatan. Insufisiensi dan stenosis dapat terjadi bersamaan pada satu katup, dikenal sebagai lesi campuran atau sendiri-sendiri. Yang terakhir ini disebut lesi murni.


BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a.   Aktivitas/Istirahat
Gejala :  Kelemahan, kelelahan
Pusing, rasa berdenyut
Dispnea karena kerja, palpitasi
Gangguan tidur (Ortopnea, dispnea paroksimal nokturnal, nokturia, keringat malam hari).
Tanda : Takikardi, gangguan pada TD
Pingsan karena kerja
Takipnea, dispnea
b.   Sirkulasi
Gejala : Riwayat kondisi pencetus, contoh demam reumatik, endokarditis      bakterial subakut, infeksi streptokokal; hipertensi, kondisi kongenital ( contoh kerusakan atrial-septal, sindrom marfan), trauma dada, hipertensi pulmonal.
Riwayat murmur jantung, palpitasi
Serak, hemoptisis.
Batuk, dengan/tanpa produksi sputum.
Tanda :  Nadi apikal : PMI kuat dan terletak di bawah dan ke kiri (IM)
Getaran : Getaran diastolik pada apek (SM)
Bunyi jantung : S1 keras, pembukaan yang keras (SM).
Penurunan atau tak ada S1, bunyi robekan luas, adanya S3, S4 (IM berat)
Kecepatan : Takikardi pada istirahat (SM).
Irama : Tak teratur, fibrilasi atrial (SM dan IM).
Bunyi rendah, murmur diastolik gaduh (SM)
DVJ : Mungkin ada pada adanya gagal ventrikel kanan (IA,SA,IM,IT,SM).
c.   Integritas Ego
Gejala : Tanda kecemasan, contoh gelisah, pucat, berkeringat, fokus menyempit, gemetar.
d.   Makanan/Cairan
Gejala :  Disfagia (IM kronis)
Perubahan berat badan
Penggunaan diuretik.
Tanda : Edema umum atau dependen.
Hepatomegali dan asites (SM,IM,IT)
Pernapasan payah dan bising dengan terdengar krekels dan mengi.
e.   Neurosensori
Gejala : Episode pusing/pingsan berkenaan dengan bahan kerja.
f.   Pernapasan
Gejala : Dispnea (kerja, ortopnea, paroksismal, noktural). Batuk menetap atau noktural (sputum mungkin/tidak produktif)
Tanda : Takipnea
Bunyi napas adventisius (krekels dan mengi)
Sputum banyak dan bercak darah (edema pulmonal)
Gelisah/ketakutan (pada adanya edema pul monal)
g.   Keamanan
Gejala : Proses infeksi/sepsis, kemoterapi radiasi.
Tanda : Adanya perawatan gigi (pembersihan, pengisian, dan sebagainya).
Perlu perawatan gigi/mulut.
h.   Pemeriksaan diagnostik
1.   Kateterisasi jantung
SM        : Gradien tekanan (pada diastole) antara atrium kiri dan ventrikel kiri melewati katup mitral, penurunan orifisium katup (1,2 cm ), peninggian tekanan atrium kiri dan ventrikel kanan ; penurunan curah jantung..
IM        : Aliran balik media kontras melalui katup mitral selama sistole, peninggian tekanan atrium kiri dan arteri pulmonal.
2.   EKG
SM        : Pembesaran atrium kiri, hipertrofi ventrikel kanan, fibrilasi atrium kronis
IM        : Hipertrofi atrium dan ventrikel kiri; sinus takikardia, kontraksi atrium prematur, fibrilasi atrium.
3.   Sinar x dada
SM        : Pembesaran ventrikel kanan dan atrium kiri, peningkatan vaskulatur, tanda-tanda kongesti/edema pulmonal.
IM        : Kalsifikasi anulus mitral, dialtasi serambi jantung; peningkatan vaskularitas pada lobus paru atas, tanda-tanda edema pulmonal

4.   Ekokardiogram
SM       : Pembesaran atrium kiri, perubahan gerakan daun-daun katup
IM       : Pembesaran atrium kiri, hiperdemik ventrikel kiri, prolaps daun katup mitral.
2. Diagnosa Keperawatan
1.   Curah jantung menurun b.d aliran keluar ventrikel kiri terhambat
2.   Perfusi jaringan perubahan berkenaan dengan kondisi kebutuhan pengobatan b.d penghentian aliran arteri vena
3.   Nyeri akut b.d regangan atrium kiri
4.   Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan
5.   Kurang pengetahuan b.d kurang terpajan pada informasi tentang penyakit katup jantung
6.   Resiko kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi cairan
7.   Ansietas b.d mengatasi/mengubah status kesehatan, efek fisiologis dan situasi krisis
3.   Perencanaan Keperawatan
Dp. 1
Curah jantung menurun b.d aliran keluar ventrikel kiri terhambat
Tujuan     : Kelemahan nadi perifer
Kriteria hasil : Melaporkan/menunjukan penurunan episode dispnea, nyeri dada dan disritmia

Intervensi dan Rasinalisasi :
No
Intervensi
Rasinalisasi

1.

2.




3.



4.


5.



6.



7.











8.
Mandiri :
Pantau TD/nadi apikal, nadi perifer

Pantau irama jantung sesuai indikasi




Tingkatkan/dorong tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 45 derajat

Bantu dengan aktivitas sesuai indikasi (mis berjalan) bila pasien mampu turun dari tempat tidur
Diskusikan/demontrasikan tekhnik manajemen stress

Kolaborasi :
Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi. Pantau DGA/nadi oksimetri


Berikan obat-obatan sesuai indikasi











Siapkan untuk intervensi bedah sesuai indikasi

Pemantauan memungkinkan deteksi dini/tindakan terhadap dekompensasi
Distrimia umum pada pasien dengan penyakit katup. Distrimia atrium paling umum, berkenaan dengan peningkatan tekanan dan volume atrium. Abnormalitas konduksi dapat juga terjadi.
Menurunkan volume darah yang kembali ke jantung (preload). Yang memungkinkan oksigenasi, menurunkan dispnea dan regangan jantung.
Melalukukan kembali aktivitas secara bertahap mencegah pemaksaan terhadap cadangan jantung.
Reduksi ansietas dapat menurunkan stimulasi jantung simpatis dan beban kerja jantung.

Memberikan oksigen untuk ambilan miokard dalam upaya untuk mengkompensasi peningkatan kebutuhan oksigen.
Pengobatan disritmia atrial dan ventrikuler khususnya mendasari kondisi dan simtomatologi tetapi ditujukan pada berlangsungnya/meningkatnya efesiensi/curah jantung. Vasodilator digunakan untuk menurunkan hipertensi dengan menurunkan tahanan. Diuretik menurunkan volume sirkulasi (preload). Yang menurunka TD lewat katup yang tidak berfungsi, meskipun memperbaiki fungsi jantung dan menurunkan kongesti vena.
Penanganan/perbaikan penyakit katup mungkin perlu untuk meningkatkan curah jantung atau mengontrol/mengatasi dekompensasi jantung.

Dp. 2
Perfusi jaringan perubahan berkenaan dengan kondisi kebutuhan pengobatan b.d penghentian aliran arteri vena
Tujuan       : Tingkat pengaliran darah melalui pembuluh darah koroner dan mempertahankan fungsi jantung.
Kriteria hasil  : Mempertahankan/menunjukkan perbaikan perfusi jaringan sesuai ketepatan individuasi.
Intervensi dan Rasinalisasi :
No
Intervensi
Rasinalisasi

1.


2.


3.


4.


Mandiri :
 Ajarkan pasien dan keluarga untuk menghindari melakukan manuver valsalva.
Jelaskan pembatasan asupan kafein, natrium, kolesterol, dan lemak.
Jelaskan alasan untuk makan porsi sedikit, tetapi sering.
Kolaborasi
Berikan pengobatan berdasarkan permintaan atau protokol yang berlaku

Jelaskan semua prosedur dan sensasi yang diharapkan dari pasien.

Jelaskan kebutuhan akan restriksi cairan, jika diperlukan.

Pentingnya mematuhi diet dan program pengobatan.

Berikan diuretik, sesuai dengan permintaan

Dp. 3
Nyeri akut b.d regangan atrium kiri
Tujuan     : Penurunan penampilan peran atau hubungan interpersonal
Kriteria hasil : Menyatakan metode yang membuat nyeri hilang
Intervensi dan Rasinalisasi
No
Intervensi
Rasinalisasi

1.






2.




3.


4.



5.

Mandiri :
Selidiki laporan nyeri dada dan bandingkan dengan episode sebelumnya. Gunakan skala nyeri (0-10) untuk rentang intensitas. Catat ekspresi verbal/non verbal nyeri, respons otomatis terhadap nyeri.
Evaluasi respons terhadap obat.




Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas sesuai kebutuhan.
Anjurkan pasien berespons terhadap angina

Kolaborasi :
Berikan vasodilator, contoh nitrogliserin, nifedipin (procardia) sesuai indikasi
Perbedaan gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri. Prilaku dan perubahan tanda vital membuat menentukan derajat/adanya ketidaknyamanan pasien menolak adanya nyeri.

Penggunaan terapi obat dan dosis. Catat nyeri yang tidak hilang atau menurun dengan nitrat menunjukkan MVP, berhubungan dengan nyeri dada tidak khas/non-angina.
Aktivitas yang meningkat kebutuhan oksigen miokardia dapat mencetuskan nyeri dada.
Penghentian aktivitas menurunkan kebutuhan oksigen dan kerja jantung dan sering menghentikan angina.

Obat diberikan untuk meningkatkan sirkulasi miokardia (vasodilator) menurunkan angina sehubungan dengan iskemia miokardia.

Dp. 4
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan
Tujuan     : Ketidaknyamanan kerja atau dispnea.
Kriteria hasil : mengidentifikasikan faktor yang mempengaruhi toleransi aktivitas dan penurunannya dengan efek negatif.

Intervensi dan Rasinalisasi
No
Intervensi
Rasinalisasi

1.








2.






3.






4.





5.
Mandiri :
Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas menggunakan parameter berikut : Frekuensi nadi 20 per menit diatas frekuensi istirahat; catat peningkatan TD, dispnea atau nyeri dada; kelelahan berat dan kelemahan; berkeringat; pusing; atau pingsan.
Kaji kesiapan untuk meningkatan aktivitas contoh penurunan kelelahan/kelemahan. TD stabil/frekuensi nadi, peningkatan perhatian pada aktivitas dan perawatan diri.

Dorong memajukan aktivitas/toleransi perawatan diri.




Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi/rambut dengan handuk dan sebagainya.

Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktivitas.

Parameter menunjukkan respons fisiologis pasien terhadap stres aktivitas dan indikator derajat pengaruh kelebihan kerja/jantung.





Stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk memajukan tingkat aktivitas individual.




Konsumsi oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan tiba-tiba pada kerja jantung.

Teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.


Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan.

Dp. 5
Kurang pengetahuan b.d kurang terpajan pada informasi tentang penyakit katup jantung
Tujuan     : Tidak tepat melakukan yang diinstruksikan.
 Kriteria hasil     : Mengenali kebutuhan untuk kerja sama dan mengikuti perawatan.
Intervensi dan Rasinalisasi
No
Intervensi
Rasinalisasi

1.






2.






3.



4.



5.




6.






7.









8.



9.


10.
Mandiri :
Jelaskan dasar patologi abnormalitas katup.




Jelaskan rasional pengobatan, dosis, efek samping, dan pentingnya minum obat sesuai resep  contoh diuretik, antidisritmia, agen inotropik, vasolidator.

Anjurkan pasien minum diuretik dosis harian (atau dosis lebih besar) pada pagi hari.

Jelaskan rasional untuk program diet (biasanya diet rendah natrium).

Tekankan pentingnya melaporkan rasa haus berlebihan, pesing berat, atau episode berdenyut.

Diskusikan kebutuhan pasien untuk keseimbangan aktivitas dan istirahat. Jelaskan pentingnya konsistensi dalam aktivitas/olahraga.


Berikan instruksi program aktivitas yang tepat: latihan intensitas rendah teratur, contoh program jalan (pasien stabil/asimtomatik); aktivitas perawatan diri, rentang gerak aktif atau dengan bantuan, dan teknik penghematan energi (pasien simtomatik)

Kaji ulang perlunya perubahan diet


 Dorong pasien menggunakan gelang identifikasi.

Identifikasi/rujuk sumber masyarakat dan kelompok pendukung.

Pasien harus mempunyai dasar pemahaman tentang abnormalitas katupnya sendiri dan konsekuensi hemodinamik kerusakan sebagai dasar penjelasan rasional berbagai aspek pengobatan

Meningkatnya natrium mengakibatkan retensi air dan meningkatkan kerja jantung.




Penjadwalan meminimalkan berkemih  malam hari/mengganggu tidur.


Menigkatnya natrium mengakibatkan retensi air dan meningkatnya kerja jantung.

Dapat mengidikasikan kebutuhan evaluasi status elektrolit (khususnya kalium) dan/atau gangguan program obat.

Program aktivitas bertahap yang kosisten dan tepat peling baik untuk meminimalkan kondisi dan kelemahan dan mencegah kelebihan kerja, yang dapat meningkatkan beban jantung/dekompensasi.

Kebutuhan program aktivitas individual, seperti pada beberapa pasien yang toleran hanya dengan rentang gerak latihan sementara yang lain berpatisipasi pada program yang lebih aktif.




Alkohol dan makanan tinggi vitamin K mengganggu masa protrombin dan harus dihindari.      
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               
Mewaspadakan petugas darurat bahwa pasien menggunakan antikoagulan.

Kondisi alamiah kronis dapat mempengaruhi kemampuan memenuhi kebutuhan diri sendiri/pemeliharaan di rumah. Meningkatkan resiko isolasi/depresi

Dp. 6
Resiko kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi cairan
Tujuan       : Keseimbangan caiaran, keseimbangan elektrolit asam dan basa, dan indikator hidrasi yang kuat.
Kriteria hasil  : Menunjukkan keseimbangan masukan dan haluaran, berat badan stabil, tanda vital dalam rentang normal dan tidak ada edema.

Intervensi dan Rasinalisasi
No
Intervensi
Rasinalisasi

1.






2.











3.



4.






5.




6.







7.




8.




9.


10.



11.
Mandiri :
Pantau pemasukan dan pengeluaran. Catat keseimbangan cairan (positif atau negatif). Timbang berat badan tiap hari.



Auskultasi bunyi napas dan jantung









Kaji adanya distensi vena jugular/peningkatan CVP.


Pantau TD.






Catat laporan dispnea, ortopnea. Evaluasi adanya/derajat edema (dependen/umum).

Jelaskan tujuan pembatasan cairan/natrium pada pasien/orang terdekat. Libatkan dalam rencana jadwal pemasukan/pilihan diet yang tepat.

Kolaboratif :
Berikan diuretik contoh furosemid (lazix), asam etakrinik (edecrin) sesuai indikasi.

Pantau elektrolit serum, khususnya kalium. Berikan kalium pada diet dan kalium tambahan bila diindikasikan.

Berikan cairan IV melalui alat pengontrol.

Batasi cairan sesuai indikasi (oral dan intravena).


Berikan batasan diet natrium sesuai indikasi.

Penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjal dan keefektifan terapi diuretik. Keseimbangan cairan positif berlanjut (pemasukan lebih besar dari pengeluaran) dan berat badan meningkat menunjukan makin buruknya gagal ginjal.

Tambahan bunyi napas (krekels) dapat menujukkan timbulnya edema paru akut atau GJL kronis. Terdengarnya S3 adalah salah satu temuan klinik pertama sehubungan dengan dekompesasi. Ini mungkin sementara (gagal paru kongestif akut) atau permanen (gagal jantung luas atau kronis sehubungan dengan penyakit katup berat).

Indikator klinik gagal jantung sisi kanan dan kongesti sistemik pada perluasan penyakit katup (2-3 katup).

Hipertensi umum sebagai akibat gangguan katup, contoh stenosis aorta. Namun penggian TD diatas normal dapat menunjukkan kelebihan cairan, khususnya bila terjadi tiba-tiba sepanjang tanda kongesti pulmonal.

Terjadinya/teratasinya gejala menunjukkan status keseimbangan cairan dan keefektifan terapi.


Dapat menngkatkan kerjasama pasien. Memberikan beberapa rasa kontrol dalam menghadapi upaya pembatasan.




Menghambat reabsorpsi natrium/klorida, yang meningkatkan ekskresi cairan, dan menurunkan kelebihan cairan total tubuh dan edema paru.

Nilai elektrolit berubah sebagai respons diuresis dan gangguan oksigenasi dan metabolisme. Hipokalemia mencetus pasien pada gangguan irama jantung.

Pompa IV mencegah kelebihan pemberian caitan.

Dapat diperlukan untuk menurunkan volume cairan ekstrasel/edema.

Menurunkan retensi cairan.

Dp. 7
Ansietas b.d mengatasi/mengubah status kesehatan, efek fisiologis dan situasi krisis
Tujuan     : Fokus pada diri sendiri.
Kriteria hasil : Melaporkan penurunan terkontrol.

Intervensi dan Rasinalisasi
No
Intervensi
Rasinalisasi

1.



2.




3.



4.






5.






6.








Mandiri :
Identifikasi/evaluasi persepsi pengobatan yang ditujukan oleh situasi.

Pantau respons fisik, contoh palpitasi, takikardi, gerakan berulang, gelisah.


Berikan tindakan kenyamanan (contoh mandi, gosokan punggung, perubahan posisi.

Dorong ventilasi perasaan tentang penyakit-efeknya terhadap pola hidup dan status kesehatan akan datang. Kaji keefektifan koping dengan stresor.

Libatkan pasien/orang terdekat dalam rencana perawatan dan dorong partisipasi maksimum pada rencana pengobatan.



Libatkan pasien/orang terdekat dalam rencana perawatan dan dorong partisipasi maksimum pada rencana pengobatan




Anjurkan pasien melakukan teknik relaksasi. Contoh napas dalam, bimbingan imajinasi, relaksasi progesif.

Alat untuk mendifinisikan lingkup masalah dan pilihan intervensi.


Membantu menentukan derajat cemas sesuai status jantung. Penggunaan evalusi seirama dengan respons verbal dan nonverbal.

Membantu perhatian mengarahkan kembali dan meningkatkan relaksasi, meningkatkan kemampuan koping.

Memberikan rasa kontrol pasien untuk menangani beberapa aspek pengobatan (contoh aktivitas perawatan, waktu pribadi). Menurunkan kelemahan, meningkatkan energi.


Mekanisme adptif perlu untuk mengkoping dengan penyakit katup jantung kronis dan secara tepat mengganggu pola hidup sesorang, sehubungan dengan terapi pada aktivitas sehari-hari.

Keterlibatan akan membantu memfokuskan perhatian pasien dalam arti positif dan memberikan rasa kontrol.




Memberikan arti penghilangan respons ansietas, menurunkan perhatian, meningkatkan relaksasi kemempuan koping.


BAB III
Kesimpulan

- Stenosis mitral dapat dibagi atas reumatik (lebih dari 90%) dan non reumatik. Stenosis mitral reumatik berawal dari demam reumatik, suatu peradangan non supuratif pada berbagai jaringan tubuh dengan berbagai manifestasinya.Di negara yang sedang berkembang (termasuk Indonesia) manifestasi stenosis mitral sebagian terjadi pada usia di bawah 20 tahun yang disebut sebagai juvenile mitral stenosis yang jarang ditemukan pada negara-negara maju.
- Mitral stenosis adalah suatu penyempitan jalan aliran darah ke ventrikel. Pasien dengan mitral stenosis secara khas memiliki daun katup mitral yang menebal, kommisura yang menyatu, dan korda tendineae yang menebal dan memendek. (7) Diameter transversal jantung biasanya dalam batas normal, tetapi kalsifikasi dari katup mitral dan pembesaran sedang dari atrium kiri dapat terlihat. Meningkatnya tekanan vena pulmonalis menyebabkan diversi darah yang nampak dengan radiografi berupa pelebaran relatif pembuluh darah untuk bagian atas paru dibandingkan dengan pembuluh darah untuk bagian bawah paru.



BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Asih, niluh gede yasmin.
 Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC Penerbit buku Kedokteran.
Doengoes, Marilynn E .1999.
Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Engram, Barbara.1999.
Rencana Asuhan Keperawatan medical-bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Nursalam . 2001.
Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Tamsuri, Anas. 2004. 
     Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC Penerbit buku Kedokteran.

0 komentar:

By :
Free Blog Templates