Askep Trikuspidalis

BAB I
Konsep Dasar

1. Definisi
     Katup merupakan pintu yang mengalirkan darah di dalam jantung antara atrium dan ventrikrl serta antara ventrikel dan aorta/arteri pulmonalis. Pergerakan membuka dan menutupnya pasif tergantung pada tekanan dari atrium dan ventrikel jantung.

Beberapa katup (valvula):
1. Katup atrioventrikuler (katup antara atrium dan ventrikel)
a. Valvula trikuspidalis : katup yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan
b. Valvula bikuspidalis atau katup mitral : katup yang terletak di antara ventrikel kiri dengan atrium kiri
Kedua katup tersebut memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada saat diastole ventrikel dan mencegah aliran balik pada saat diastole ventrikel.

2. Katup semilunar (katup antara ventrikel dengan aorta/arteri pulmonalis):
a. Katup aorta
b. Katup pulmonal

Masing-masing memiliki 3 daun katup yang simetris dan menonjol seperti corong yang dikaitkan dengan cincin serabut. Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi (tekanan ventrikel lebih tinggi daripada tekanan yang ada dalam pembuluh darah arteri/aorta.

Hal ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis dan aorta selama systole ventrikel dan mencegah aliran balik sewaktu ventrikel diastole. Dalam keadaan normal, luas permukaan katup 4-6 cm.

Ada dua jenis penyakit katup yaitu:
1. Stenosis katup: katup menyempit, Katup menjadi lebih tebal sehingga menurunkan fleksibilitas katup
2. Insufisiensi katup (regurgitasi): katup mengalami kekakuan akibat scar dan retraksi sehingga tidak dapat menutup dengan sempurna


2. Anatomi dan Fisiologi

Katup jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot jantung, bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang tetapi cara kerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kesadaran.
1.   Bentuk
Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis cordis.  Disebelah bawah agak runang disebut apex cordis.
2.   Letak
Di dalam rongga dada sebelah depan (cavum mediastinum arteriol), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya dibelakang kiri ICS 5 dan ICS 6 dua jari dibawah papilla mammae.  Pada tempat itu teraba adanya pukulan jantung yang disebut Ictus Cordis.
3.   Ukuran
Kurang lebih sebesar kepalan tangan dengan berat kira-kira 250-300 gram.
4.   Lapisan
1. Endokardium         :Lapisan jantung sebelah dalam, yang menutupi katup jantung.
2.Miokardium           :Lapisan inti dari jantung yang berisi otot untuk berkontraksi.
3.                        Perikardium           :Lapisan bagian luar yang berdekatan dengan pericardium viseralis.
Jantung sebagai pompa karena fungsi jantung adalah untuk memompa darah sehingga dibagi jadi dua bagian besar, yaitu pompa kiri dan pompa kanan.
Pompa jantung kiri: peredaran darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh dimulai dari ventrikel kiri-aorta-arteri-arteriola-kapiler-venula-vena cava superior dan inferior-atrium kanan.
Pompa jantung kanan: peredaran darah kecil yang mengalirkan darah ke pulmonal, dimulai dari ventrikel kanan-arteri pulmonalis-4 vena pulmonalis-atrium kiri.
Gerakan jantung terhadap dua jenis, yaitu konstriksi (sistol) dan relaksasi (diastole) dari kedua atrium, terjadi serentak yang disebut sistol atrial dan diastole atrial.  Konstriksi ventrikel kira-kira 0,3 detik dan tahap dilatasi selama 0,5 detik.  Konstriksi kedua atrium pendek, sedang konstriksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat.  Daya dorong dari vantrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah sistemik.
Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah yang sama, tapi tugasny hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru dimana tekanannya lebih rendah.
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan aliran jantung normal.  Konsep curah jantung paling baik dijelaskan dengan persamaan CO=HR X SV dimana curah jantung (CO/Cardiac Output) adalah fungsi frekuansi jantung (HR) dan volume sekuncup (SV/Stroke Volume)
Frekuensi janTung adalah fungsi system saraf otonom.  Bila curah jantung berkurang, system saraf akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan.  Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai maka volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Volume sekuncup, jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi jantung tergantung pada 3 faktor yaitu:
1.   Preload     adalah sinonim dengan hokum starling pada jantung yang menyatakan jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh regangan otot jantung.
2.   Kontraktilitas       mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium.
3.   Afterload              mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompakan darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol.

SIRKULASI JANTUNG
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung
a. Sirkulasi Sistemik
1. Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4. Banyak mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatik panjang.

b. Sirkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru
2. Hanya berfungsi untuk paru-paru.
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4. Hanya sedikit mengalami tahanan
5. Kolom hidrostatiknya pendek.
Jantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2 ruangan besar di bawah (ventrikel).
Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk searah dan satu katup keluar searah.
Katup trikuspidalis membuka dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan, dan katup pulmonalis membuka dari ventrikel kanan ke dalam arteri pulmonalis. Katup mitral membuka dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri, dan katup aorta membuka dari ventrikel kiri ke dalam aorta.

3. Etiologi
a. Stenosis Katup Trikuspidalis
Penyebab terbesar adalah penyakit jantung rematik (RHD). Biasanya tidak berdiri sendiri tetapi umumnya bersama-sama dengan stenosis mitralis
b. Insufisiensi Katup Trikuspidalis
Dapat terjadi atas dua sebab:
1.  Fungsional disebabkan dilatasi ventrikel kanan yang menyebabkan dilatsi      tricuspid yang akhirnya menyebabkan insufisiensi tricuspid. Timbul sebagai akibat adanya decompensasio cordis kanan
2.     Organic, disebabkan RHD dan atau kelainan congenital

4. Manifestasi Klinis
1.   Peningkatan tekanan atrium kanan akan diteruskan ke vena kava superior dan vena kava inferior
2.   perasaan berdenyut pada leher
3.   kepala juga adanya perasaan perih diperut akibat adanya hepatomegali.
4.   Keadaaan curah jantung yang rendah akan mengakibatkan mudah lelah
5.   sesak napas dan
6.   gejala lain seperti halnya stenosis mitral

 Click Here . . . .
5. Patofisiologis




 6. Komplikasi
1. gagal jantung kanan

7. Pemeriksaan Penunjang
a.   Kateterisasi jantung
ST  :  Peningkatan gradien tekanan melewati katup, peningkatan tekanan atrium kanan, penurunan curah jantung
IT  : Aliran balik media kontras melalui katup trikuspid, peningkatan         tekanan atrium kanan, curah jantung normal atau menurun.
b.   EKG
ST  : Hipertrofi atrium kanan, Hipertrofi ventrikel kanan, fibrilasi atrium
IT  : Hipertrofi atrium kanan, Hipertrofi ventrikel kanan, fibrilasi atrium
c.   Sinar x dada
ST  : Pembesaran atrium kanan
IT  : Pembesaran ventrikel dan atrium kanan
d.   Ekokardiogram
ST  : Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis
IT  : Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis

8. Penetalaksanaan Medis
1.   Istirahat dan batasi akativitas fisik
2.   Obat-obatan diuretik
3.   Operasi Valvuloplasty bersamaan pada katup mitral yang timbul
4.   tricuspid valve replacement (TVR) bila ada kerusakan organik yang berat

BAB II
Asuhan Keperawatan
Dengan gangguan Katup Trikuspidalis

1. Pengkajian
a.   Aktivitas / Istirahat
Gejala      : Kelemahan, kelelahan
            Pusing, rasa berdenyut
            Dispnea karena kerja
            Gangguan tidur
Tanda     : Takikardi, gangguan pada TD
            Pingsan karena kerja
            Takipnea, dispnea
b. Sirkulasi
Gejala      : Riwayat kondisi pencetus, contoh demam reumatik,                endokarditis bakterial subakut
          Riwayat murmur jantung
          Serak, Hemoptisis
          Batuk dengan atau tanpa prodiksi sputum
Tanda     : Sistolik TD menurun
          Tekanan nadi : Penyempitan (SA), luas (IA)
          Getaran : getaran diastolik pada apek (SM).getaran sistolik pada dasar (SA)
          Dorongan : dorongan apikal selama sistolik (SA)
          Kecepatan : takikardi
          Mur-mur : meningkat selama inspirasi
c. Integritas Ego
Gejala      : Tanda kecemasan, contoh gelosah, pucat, berkeringat, gemetar
d. Makanan / cairan
    Gejala      : Penurunan berat badan
    Tanda     : Edema umum
               Hepatomegali dan asites
e. Neorosensori
    Gejala      : Pusing / pingsan berkenaan dengan beban kerja
f. Nyeri / Kenyamanan
    Gejala      : Nyeri dada
g. Pernapasan
    Gejala      : Dispnea
    Tanda     : Takipnea
               Sputum banyak
f. Pemeriksaan diagnostik
1. Kateterisasi jantung
ST      :  Peningkatan gradien tekanan melewati katup, peningkatan tekanan atrium kanan, penurunan curah jantung
IT      : Aliran balik media kontras melalui katup trikuspid, peningkatan       tekanan atrium kanan, curah jantung normal atau menurun.    
2. EKG
ST      : Hipertrofi atrium kanan, Hipertrofi ventrikel kanan, fibrilasi atrium
IT      : Hipertrofi atrium kanan, Hipertrofi ventrikel kanan, fibrilasi atrium
3. Sinar x dada
ST      : Pembesaran atrium kanan
IT      : Pembesaran ventrikel dan atrium kanan
4. Ekokardiogram
ST      : Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis
IT      : Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup trikuspidalis

2. Diagnosa Keperawatan
1.   Nyeri akut b.d Iskemia jaringan miokard
2.   Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d dispnea dan penurunan nafsu makan
3.   Ansietas b.d kondisi penyakit, dan efek fisiologis
4.   Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan
5.   Kurang pengetahuan b.d kondisi penyakit dan rencana pengobatan
6.   Resiko kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi cairan
7.   Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan tekanan atrium, aliran keluar ventrikel terhambat

3. Perencanaan Keperawatan
Dp. 1
Nyeri akut b.d Iskemia jaringan miokard
Tujuan     : Mendemonstrasikan bebas dari nyeri
Kriteria hasil : Melaporkan nyeri hilang / terkontrol
            Menyatakan metode yang membuat nyeri hilang
Intervensi dan Rasinalisasi :
No.
Intervensi
Rasionalisasi

1.








2.



3.



4.
Mandiri :
Pantau laporan nyeri dada dan bandingkan dengan sebelumnya, gungakan skala nyeri untuk rentang intensitas . Catat ekspresi verbal / nonverbal nyeri, respon otomatis terhadap nyeri (perubahan TD dan nadi, peningkatan dan penurunan frekuensi pernapasan.

Anjurkan istirahat dan batasi aktivitas sesuai kebutuhan


Berikan kompres air hangat


Kolaborasi :
Berikan vasodilatator, contoh nitrogliserin sesuai dengan indikasi


Perbedaan gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab penyakit/ Perilaku dan perubahan tanda vital membantu menentukan derajat / ketidaknyamanan pasien.




Aktivitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokardia yang menjadi pencetus nyeri dada

Kompres air hangat dapat mengurangi rasa nyeri


Obat diberikan untuk meningkatkan sirkulasi miokardia

Dp.2
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d dispnea dan penurunan nafsu makan
Tujuan     : Mendemonstrasikan masukan makanan yg adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Kriteria hasil : Masukan makanan dan cairan meningkat, nafsu makan normal

Intervensi dan Rasionalisasi :
No
Intrevensi
Rasionalisasi

1.



2.



3.




4.



5.



Mandiri :
Pantau : persentase jumlah makanan yg      dikonsumsi setiap kali makan.


Berikan perawatan mulut tiap 4 jam jika sputum tercium bau busuk. Pertahankan kesegaran ruangan.

Dorong pasien untuk mengkonsumsi makanan TKTP.



Berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering yg mudah

Kolaborasi :
Rujuk  kepada  ahli  diet  untuk  membantu memilih makanan yg dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama sakit



Untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan atau penyimpangan
sasaran yg diharapkan.

Bau yg tidak menyenangkan dapat mempengaruhi nafsu makan


Peningkatan suhu tubuh meningkatkan metabolisme. Masukan nutrisi yg adekuat, vitamin, mineral dan kaloriuntuk aktivitas anabolik dan sintesis antibodi.

Makanan porsi sedikit tapi sering memerlukan lebih sedikit energi.


Ahli diet ialah spesialisasi dlm hal nutrisi yg dpt membantu pasien memilih makanan yg memenuhi kebutuhan kalori dan kebutuhan nutrisi sesuai dgn keadaan sakitnya, usia, TB & BB.

Dp.3
Ansietas b.d kondisi penyakit, dan efek fisiologis
Tujuan     : Mendemonstrasikan hilangnya ansietas
Kriteria hasil : Menunjukan rileksasi dan menunjukan prilaku untuk menangani stres

Intervensi dan Rasionalisasi :
No
Intervensi
Rasionalisasi

1.


2.



3.


4.


5.





6.




7.
Mandiri :
Panatu respon fisik, contohnya :takikardi, gerakan berulang, gelisah

Jelaskan tujuan pengobatan pada pasien



Berikan tindakan kenyamanan contohnya mandi dan perybahan posisi

Koordinasikan waktu istirahat dan aktivitas

Dorong ventilasi perasaan tentang penyakit, efeknya terhadap pola hidup dan status kesehatan akan datangKaji keefektifan koping denagn stresor


Libatkan pasien atau orang terdekat dalam rencana keperawatan dan dorong partisipasi maksimun dalam rencana pengobatan

Anjurkan pasien melakukan teknik relaksasi, contoh napas dalam dan bimbingan imajiansi

Membantu menentukan derajat cemas sesuai status jantung

Mengorientasi program pengobatan. Membantu menyadarkan klien untuk memperoleh kontrol

Meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan koping

Memberikan kontrol pasien, mmenurunkan kelemahan dan meningkatkan energi

Mekanisme adaptif perlu untuk mengkoping dengan penyakit jantung kronis dan mengganggu pola hidup seseorang, sehubungan dengan terapi aktivitas sehari-hari

Keterlibatan dapat membantu untuk memfokuskan perhatian pasien dalam arti positif dan memberikan rasa kontrol


Menghilangkan respon ansietas, meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan koping


Dp.4
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan
Tujuan     : Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas.
Kriteria hasil : terjadi keseimbangn antara suplai oksigen dan kebutuhsn
            Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi toleransi aktifitas
Intervensi dan Rasionalisasi :
No.
Intervensi
Rasionalisasi

1.



2.







3.




4.


5.
Mandiri :
Kaji kesiapan untuk contoh : TD dan nadi stabil, peningkatan perhatian pada aktivitas dan perawatan diri

Buat jadwal aktifitas harian, tingkatkan secara bertahap






Berikan bantuan sesui kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duudk dan sebagainya.

Anjurkan program hemat energi


Beri waktu istirahat yang cukup


Stabilitas fisiologi pada istirahat penting untuk menunjukkan tingkat aktivitas individu

Jadwal atau periode aktivitas dapat meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan.Kemajuan aktivitas secara bertahap dapat mencegah peningkatan kerja jantung secara tiba-tiba


Teknik penggunaan energi menurunkan penggunaan energisehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

Mencegah penggunaan energi berlebihsn

Meningkatkan daya tahan pasien, mencegah keletihan


Dp.5
Kurang pengetahuan b.d kondisi penyakit dan rencana pengobatan
Tujuan     :Menyatakan pemahaman tentang kondisi [enyakit dan rencana   pengobatan dan potensial komplikasi
Kriteria hasil :menyatakan pemahaman terhadap kondisi penyakit
 mengikuti perawatan

Intervensi dan Rasionalisasi :
No.
Intervensi
Rasionalosasi

1.


2.




3.





4.


Mandiri :
Jelaskan dasar patologi abnormalitas katup

Jelaskan rasiomal pengobatan, dosis, efek samping, dan pentingnya minum obat sesuai resep.


Diskusikan kebutuhan pasien untuk keseimbangan aktivitas dan istirahat. Jelasjan pentingnya konsistensi dalam aktivitas


Berikan informasi tentang arti endokarditis

Pasien harus mempunyai dasar pemahaman tentang abnormalitas katupnya sendiri

Dapat meningkatkan kerjasama dengan terapi obat dan mencegah penghentian sendiri obat oleh pasien dan interaksi obat yang merugikan

Program aktivitas bretahap yang konsisten dan tepat paling baik untuk meminimalkan kondisi dan kelemahan dan mencegah kelebihan kerja yang dapat meningkatkan beban jantung.

Pasien dengan penyakit jamtung beresiko tinggi terhadap endokarditis

Dp.6
Resiko kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi cairan
Tujuan     : Mengurangi resiko kelebihan volume cairan
Kriteria hasil : Menunjukan keseimbangan masukan dan halusan
            Berat badan stabil
            Tanda vital dalam rentang normal
            Tidak ada edema

Intervensi dan Rasionalisasi :
No
Intervensi
Rasionalisasi

1.



2.





3.



3.


4.



5.


6.


7.

Mandiri :
Pantau pemasuakn dan pengeluaran, catat keseimbangan cairan dan timbang berat badan tiap hari

Auskultasi bunyi napas dan jantung





Kaji adanya distensi vena jugularis



Catat laporan dispnea, ortopnea. Evaluasi derajat / adanya edema

Jelaskan tujuan pembatasan cairan


Kolaborasi :
Berikan deuretik contoh furosemid


Berikan cairan IV melalui alat pengontrol


Batasi cairan sesuai indikasi (oral dan vena)


Penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjaldan keefektifan terapi deuretik


Tambahan bunyi napas (krekels) dapat menunjukkan timbulnya edema paru akut atau GJK kronis. Terddengarnya S3 adalah salah satu temuan klinik pertama sehubungan denagn dekompensasi.

Indikator klinik gagal jantung kanan dan kongesti sistemik pada perluasan penyakit katup jantung (2-3 katup)

Teratasinya gejala menunjukan status keseimbangan cairan dan keefektifan terapi.

Dapat meningkatkan kerja sama pasien. Memberikan beberapa rasa kontrol dalam upanya menghadapi pembatasan cairan

Menurunkan kelebihan cairan total tubuh dan edema paru

Pompa IV mencegah kelebihan pemberian cairan

Dapat diperlukan unutk menurunkan volume cairan ekstrasel / edema


Dp.7
Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan tekanan atrium, aliran keluar ventrikel terhambat
Tujuan     : Mengurangi resiko penurunan curah jantung
Kriteria hasil : Menunjukan penurunan dispnea,dan nyeri dada
            Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan beban kerja jantung
            Mendemonstrasikan peningkatan intoleransi aktivitas

Intervensi dan Rasionalisasi :
No.
Intervensi
Rasionalisasi

1.




2.


3.



4.




5.


6.
Mandiri :
Pantau :
-         TD
-         Nadi Apilak
-         Nadi Perifer

Pantau irama jantung sesuai indikasi


Dorong tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 45 derajat


Bantu dengan altivitas misalnya berjalan bila pasien mampu turun dari tempat tidur

Kolaborasi :
Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi


Berikan obat-obatan sesuai indikasi misalnya antidisritmia, diuretik





Merupakan indikator klinis dari keadekuatan curah jantung



Disritmia umum pada pasien dengan penyakit jantung

Menurunkan volume darah yang kembali ke jantung, yang memungkinkan oksigenasi, menurunkan dispnea

Melakukan kembali aktivitas secara bertahap mencegah pemaksaan cadangan jantung

Memberiakn oksigen untuk miokard dalam upaya unutk mengkompensasi peningkatan kebutuhan oksigen

Pengobatan disritmia dapat mrningkatkan efisiensi curah jantung. Diuretik menurunkan volume dirkulasi (preload), yang menurunkan TD lewat katup yang tidak berfungsi.



BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Asih, niluh gede yasmin.
 Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC Penerbit buku Kedokteran.
Doengoes, Marilynn E .1999.
Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Engram, Barbara.1999.
Rencana Asuhan Keperawatan medical-bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Wilkinson, Judith M. 2002.
     Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC Penerbit buku Kedokteran.
Haroen, Renardi T. dkk.1992.
  Pengantar Kardiologi. Jakarta : Widya Medika.
Gray Hulin H. dkk. 2003
  Kardiologi. Edisi 4. Jakarta : Erlangga.




 
Atrium kanan menekan lebih kuat
 
Voleme darah sampai di atrium kanan ( Ventrikel diastol)
 
Atrium dilatasi
 
Ventrikel kanan dilatasi
 
Hipertropi
 
Hipertropi
 
 














0 komentar:

By :
Free Blog Templates