Pentingnya Pendidikan Bagi Wanita

Baca dari judulnya kayaknya "berat" banget ya bahasannya. :)

Well, well, well, well . . . bukan hanya karena kemaren kita memperingati hari Kartini jadi mau bahas topik tentang wanita, khususnya pendidikan ya, tapi dikarenakan akibat perbincangan aku dengan beberapa teman kerja di kantor beberapa waktu lalu. udah cukup lama, kurang lebih 2 minggu yang lalu dan entah kenapa sampai sekarang pun masih kepikiran dengan perkataan pernyataan seorang teman.


Sebenarnya aku berencana melanjutkan pendidikan ku ke tingkat sarjana (S1) dari diploma ini, jadi aku kemaren-kemaren udah ngurusin berkasnya ke atasan untuk mendapatkan surat ijin belajar resmi. Memang sebagai pegawai negeri, buat melanjutkan pendidikan ada aturan tertentu, tidak bisa langsung seenaknya daftar kuliah tanpa harus ada proses ijin dari atasan. Kemaren sich uda diem-diem ngurusnya, ga mau semua orang ruangan tau dulu, karena ini baru mau ijin ikut tes nya dulu, takutnya ntar malu ajaa uda rame beritanya eh malah ga lulus. hehhehe..
Tapi ternyata emang ga bisa, tiba-tiba aja orang ruangan pada tau dan semua itu pada heboh nanyain aku beneran mau ngelanjut kuliah ato ga. dan mau ga mau setiap ketemu teman di ruangan pasti itu aja yang ditanyain. naah, akhirnya terlibatlah percakapan antara teman ini. Kurang lebih doi sich nanggepinnya begini yah, " kalo aku sih ya, buat apa ngelanjutin kuliah lagi, aku ga mau ngejar karir yang tinggi-tinggi buat dapet gaji yang lebih gede. Laah, suami ku juga uda lebih dari cukup kok buat memenuhi semua kebutuhan ku dan calon bayi ku nanti. lebih baik ngurusin suami aja di rumah." Jadi langsung nge-JLEB aja nih saat uda dengerin pernyataan tersebut.  :(

Itu yaaa rasanya kayak di tusuk-tusuk duri banget dan sedikit menyinggung hati. Well, aku  udah ga bisa menjawab pernyataan nya itu lagi. kalo temen-temen yang laen bilang alasannya belum terkumpul uang, belum ada kesempatan, masih mau ngurusin calon baby dulu , ituu sich masih aku terima ya alasannya. Laaah ini temen satu ini malah bilang kayak gitu kok kayak musuh banget. 

Alasan ku mau kuliah ya bukan mau obsesi mau karir yang lebih tinggi atau pun mau gaji yang lebih gede. BUKAN. BUKAN. ITU BUKAN ALASAN KU untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Alasan ku mau melanjutkan pendidikan, karena  (1) di pendidikan diploma yang aku capai ini, pengetahuannya  masih kurang, masih minim, dan masih dasar banget. Sedangkan bidang pekerjaan ku saat ini bukan hanya perawat biasa aja, tapi perawat kamar bedah dengan keterampilan khusus. Yang langsung berkomunikasi dengan para coass, residen bedah, bahkan dokter spesialis sekalipun, rasanya malu aja yaa kalo lagi ngomong sama mereka, kita kurang ngerti, kurang nyambung. atau bahkan terkadang coas nanya ke kita tentang maksud diagnosa pasien, kadang hanya bisa jawab sekedarnya aja. huuuuuffftt.... (2) pendidikan diploma di dalam instansi pemerintah itu, bisa dikatakan kita hanya di bagian pekerja, bukan di bagian pemikir atau bahkan pemimpin. Dan aku pikir, ga ada yang mau seumur hidupnya mendedikasikan hidupnya hanya di bagian pekerja aja. Pasti terkadang kita mau suatu saat jadi pemimpin. Atau bahkan kita mau seumur hidup kerja di bagian itu aja, kerjanya itu-itu aja, nyaman di sana aja. Karena orang sukses itu harus keluar dari zona nyaman nya.  Harus ada perubahan. Dan aku mau itu. Tapi bukan berarti tujuan ku mau mendapatkan karir yang lebih tinggi. kalaupun suatu saat nanti aku dapet jabatan yang lebih tinggi, itu hanyalah BONUS dari usaha ku.  (3) Yang terakhir ya karena aku yakin, ibu yang cerdas akan melahirkan keturunannya yang lebiih cerdas. Pendidikan yang tinggi tidak semata-mata digunakan untuk mendapatkan pekerjaan dan jabatan yang tinggi, tetapi juga untuk mendapatkan predikat seorang ibu yang baik dan bijaksanaSeorang ibu berpendidikan tinggi diharapkan mampu menghilangkan berbagai dogma dan stigma di masa lalu seperti berbagai isu SARA, dan pandai memilah hal-hal yang positif dan negatif, sehingga mampu membangun pola pikir anak dengan lebih baik. Pendidikan tinggi juga bertujuan agar para ibu berpikiran lebih luas, dan menghindarkan berbagai pikiran picik yang kemungkinan dapat membentuk generasi bangsa yang berpikiran sempit.

Itu lah alasan ku kenapa mau melanjutkan pendidikan.
Perempuan tentunya juga berhak mengenyam pendidikan yang tinggi. Perempuan berhak untuk mengejar cita-cita nya. Jadi, tidak ada anggapan bahwa pendidikan tinggi untuk perempuan itu sia-sia. Pendidikan bagi perempuan juga dapat menjadi bekal di masa mendatang. Tentunya, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok, lusa, setahun, atau sepuluh tahun lagi. Bila suatu keadaan mendesak terjadi, perempuan pun bisa menggantikan peran seorang laki-laki untuk menafkahi keluarganya. Pernah saya membaca di sebuah media ada percakapan antara motivator terkenal dan seorang penanya. Ketika seorang penanya bertanya padanya,“Apa gunanya istri anda mengenyam pendidikan tinggi sampai ke luar negri, bila pada nyatanya sekarang dia tidak berkarir?”Lalu sang motivator pun menjawab, “ Istri saya memang seorang ibu rumah tangga, ibu dari anak-anak saya, wanita yang saya cintai, penasehat saya dalam membangun usaha, pemilik asset dan pengelola dari bisnis-bisnis keluarga serta pemelihara kesehatan keluarga. Pendidikan istri saya sangatlah berguna.”Dari sini kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa pendidikan itu penting bagi setiap orang termasuk kaum perempuan. Kaum perempuan juga berhak mengeyam pendidikan yang tinggi. 

Islam pun tidak melarang perempuan untuk berpendidikan tinggi. Nabi Muhammad SAW berkata,”Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.”(Diriwayatkan dalam Al-Bayhaqi dan Ibn-Majah, dikutip oleh M.S. Afifi, Al-Mar’ah Wa Huququha Fil-Islam (dalam bahasa Arab), Maktabat Al-Nahdhah, Kairo, Mesir, 1988, h. 71.)


Oke segini dulu cerita ku tentang pendidikan. Itu hanya pendapat ku loh. Kalau memang ada  yang salah mohon dimaafkan. :)
Thanks for coming. :)


By :
Free Blog Templates