Jika sebelumnya kita sudah mengetahui komposisi, bahan, serta informasi gizi dari mie instan, maka sekarang kita akan menelaah sedikit tentang proses pembuatan mie instan. Masing-masing proses tentu memiliki kelebihan masing-masing.
Secara garis besar mie instan dibuat melalui proses berikut :
Kelihatannya proses pembuatan mie instan memang harus melalui proses yang kompleks dan rumit agar mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Perlu diperhatikan faktor sterilitas dari masing-masing alat agar kebersihan bahan makanan mulai dari awal hingga akhir tetap terjaga. Juga penggunaan steam dan minyak goreng yang sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan karena kedua proses ini akan menyebabkan makanan banyak mengandung zat-zat oksidan.
Dalam hal pengemasan perlu kiranya memperhatikan bahan dasar bungkusan agar tidak melepaskan zat-zat yang merugikan tubuh karena mie instan akan disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Untuk yang satu ini, para industri pangan sudah menggunakan secara luas styrofoam sebagai bungkus mie instan (food container) karena mampu mencegah kebocoran dan mampu mempertahankan bentuknya saat dipegang. Tapi, lagi-lagi pertanyaannya : benarkah itu? Secara mengejutkan, ternyata jawabannya :
TIDAK BENAR, karena food container yang terbuat dari styrofoam itu tidak pernah ada!
Dari Wikipedia diketahui bahwa styrofoam merupakan merk dagang dari Dow Chemical company untuk polystyrene foam yang manfaatnya banyak diaplikasikan pada bahan bangunan. Artinya Dow tidak pernah memproduksi cangkir, bungkus makanan, piring, dan sebagainya. Walaupun yang dimaksudkan sebenarnya adalah polystyrene foam, tapi menyebut styrofoam sebagai bahan utama dalam kemasan makanan adalah sesuatu yang keliru.
Tentang penggunaan polystyrene foam sebagai food container memang memancing pro dan kontra. Residu (zat sisa) yang dihasilkan darinya diyakini berbahaya bagi sistem endokrin dan reproduksi manusia. Hal itu tidak mengherankan mengingat polystyrene dibuat dari bahan dasar minyak bumi sehingga mudah terbakar dan mengandung senyawa benzene yang bersifat karsinogenik.
Tentunya kita mengetahui bahwa kemasan mie instan umumnya dibuat dalam 2 bentuk kemasan yaitu bentuk cup dan bentuk biasa. Cup tersebut mengandung polystyrene foam, sedangkan bentuk biasa (bungkusan plastik) yang mengandung polyvinyl chloride (disingkat PVC) yang telah melalui proses yang rumit agar benar-benar layak dijadikan pembungkus makanan. Penggunaan PVC ini, seperti bahan-bahan kimia lainnya, juga memicu pro dan kontra karena diduga membahayakan kesehatan. Paparan PVC ini terutama sekali karena tertelan DEHA yang bersifat toksik terhadap hormon, tapi belum jelas apakah toksin yang mencemari
makanan ini terjadi karena paparan langsung atau tidak dan ada yang mencetuskannya. Kita tidak bisa membayangkan bahwa paparan bahan kimia kepada benda lain seperti debu yang menempel begitu saja. Umumnya ada hal-hal yang mencetuskan terjadinya hal tersebut. Butuh pembahasan lebih lanjut mengenai hal ini.
Migrasi Styrene
Merupakan proses perpindahan zat styrene dari polystyrene foam ke makanan/minuman sehingga tanpa disadari makanan/minuman yang kita konsumsi ternyata sudah tercemar styrene. Banyaknya migrasi styrene ini diperkirakan 0,025% untuk sekali penggunaan.Ini merupakan angka yang sangat rendah, tapi bayangkan jika Anda makan dan minum dari cangkir polystyrene 3-4 kali per hari selama 3 tahun, itu sama artinya dengan mengkonsumsi styrene sebanyak 1 cangkir penuh. Mungkin Anda tidak melakukannyaselama 3 tahun, tapi bagaimana dengan 10 tahun atau bahkan 20 tahun?
Migrasi styrene sebagian tergantung pada kandungan lemak di makanan. Makin tinggi kandungan lemaknya, makin tinggi pula migrasi styrene ke makanan. Seakan-akan makanan berlemak itu menyedot styrene dari wadahnya. Sifat alkohol dan asam pada minuman (seperti lemon tea, dan sebagainya) juga meningkatkan jumlah migrasi styrene. Pada makanan dan minuman yang panas, migrasi styrene ini lebih cepat terjadi. Pada makanan yang lebih padat (solid) seperti daging, keju, coklat dan sebagainya, bisa jadi telah mengandung styrene dari kemasan pembungkusnya.
Rekomendasi
Gunakan piring, mangkuk, cangkir yang terbuat dari gelas atau keramik. Jika tidak ada, gunakan kertas ketimbang polystyrene.
- Jangan masukkan makanan yang terbungkus dalam wadah polystyrene ke dalam microwave dengan maksud memanaskan makanan.
- Pilihlah makanan/minuman yang tersimpan dalam wadah kaca jika memungkinkan.
0 komentar:
Posting Komentar